Sunday 31 July 2016

Ayam yang Hilang

Rumah tetangga baik hati yang ada pohon mangganya ^^

Tahun ini kami sekeluarga tidak pulang kampung. Jadi seperti tahun sebelumnya, aku memesan 1 ekor ayam segar pada Ibu Warung untuk bahan membuat hidangan idul fitri. Cukup 1 ekor, bisa diolah menjadi bermacam masakan. Opor ayam, rendang ayam, ayam goreng, gulai ayam, hehe …. Kok ayamnya sedikit, sih? Untuk aku, suami, dan buah hati yang masih berusia 1,5 tahun, itu termasuk porsi besar. Kalau hidangan lebaran habis, tinggal menunggu Mang Bakso lewat (berharap Mang Bakso tidak mudik hihi). Ibu Warung selalu mencatat semua pesanan sebelum belanja keperluan lebaran.
Akhirnya tiba saatnya mengambil pesanan. Wah, sudah terbayang kalau dapat ayamnya, akan langsung ubek-ubek dapur. Kulihat di bak hitam dekat meja sayuran, ada beberapa kantong plastik hitam dan putih. Biasanya, sih, itu tempat menaruh ayam. Kemudian aku buka satu kantong, dan benar saja isinya daging ayam. Ketika hendak mengambil satu kantong ayam, Ibu Warung langsung berteriak

“Mbak, itu dua ekor ayam pesanan orang! Yang punya Mbak di sebelahnya,” telunjuk Ibu Warung mengarah ke kantong plastik putih di samping kantong berisi dua ayam tadi.

“Ini, kan, Bu?” aku memastikan.

Ibu Warung yang telah dikerumuni oleh mak-mak yang tengah belanja cuma mengangguk. Ayamnya masih dalam bentuk utuh alias belum dipotong-potong. Suami kerja, repot kalau harus potong-potong ayam sendiri, pikirku. Akhirnya kuputuskan minta tolong Bapak Warung  untuk memotongkan ayamnya. Pisau tajam berayun membelah si ayam yang secepat kilat sudah terbagi jadi beberapa potongan.

“Mbak, ini hati ampela sekalian dipotong?” tanya Bapak Warung.

Keningku berkerut, hati ampela? Apa kemarin sempat pesan itu juga, ya? Aku mengangguk tanda setuju sembari berusaha mengingat. Catatan, ya, aku orangnya pelupa banget. Piss …. Aku pun menaruh ayam serta hati ampela ke timbangan dan bersiap membayar.

“Eiittt … ini bukan ayam pesanan Mbak! Lihat, tuh, ada hati ampelanya. Ini pesanan orang lain!” ujar Ibu Warung tiba-tiba.

“Ya, Bu, saya juga agak bingung. Itu ada hati ampelanya. Saya pikir memang saya yang lupa pernah pesan hati ampela. Tadi Ibu bilang ini ayam pesanan saya, kan?” jelasku.

“Ya, ayam pesanan Mbak tadi ada di bak. Kok bisa hilang, ya? Duhh … tuh ayam kemana?” dengan panik, Ibu Warung mulai membongkar freezernya. Ikan-ikan keluar, udang mental, sotong disisihkan. Alhasil tidak ketemu. Ayam segar pesananku hilang! Mau cari ayam segar di tempat lain, lokasinya jauh. Terlebih esok hari sudah lebaran.

Alamaaak, tidaaaak! Hatiku jungkir balik *lebay. Hmm … tapi nasi telah menjadi bubur. Yang hilang tidak akan kembali. Aku mempersiapkan hati untuk memberitahu suami dan berlebaran tanpa menu khas berbahan dasar ayam. Bye opor dan kawan-kawan ….  Ah, makan ketupat ditambah sambal goreng kentang pun sedap juga, batinku menghibur diri.

“Yah, Mbak, maaf, tadi sudah saya taruh di bak, tapi nggak tahu kenapa bisa hilang. Yang sisa tinggal ayam es,” kata Ibu Warung.

Daripada tidak jadi masak ayam, aku putuskan untuk membeli ayam es tersebut. Lumayan …. Masalah ayam dan hati ampela yang tadi sudah dipotong itu … kata Ibu Warung merupakan pesanan tetanggaku, Kak Melly.

Pulang dari warung, aku mampir ke rumah Kak Melly untuk meminta maaf karena memotong ayam dan hati ampelanya tanpa izin. Aku pun menceritakan kejadian lengkapnya.

“Duhh … padahal maunya nggak dipotong, mau dibikin ayam bakar utuh. Tapi … nggak apa-apa. Ayam bakar mungil-mungil pun enak hehe ….”


Aku menghela napas, tertunduk, senyum kecut, malu …. Untung punya tetangga baik dan pengertian. Terima kasih, Kak Melly.

Lebaran pertama Raisya di luar perut ibu hehe ....
Tetap ceria, walau nggak mudik ^^

Yang tersisa setelah idul fitri berlalu ^^


Teman-teman jangan lupa untuk ikut event keren Hari Hijaber Nasional yang diadakan mulai tanggal 07-08 Agustus 2016 oleh Diaryhijaber. Kalian bisa langsung datang ke Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat untuk turut berpartisipasi.





No comments:

Post a Comment