Monday 24 August 2015

Kisah Mamat : Niat Tak Shalat Jumat Demi Tiket Murah

Mata Mamat masih beradu dengan layar komputer, jeli mencari celah tiket pesawat murah. Semula Mamat sudah memilih satu maskapai yang menurutnya paling murah, tapi ternyata ada yang lebih murah lagi! Tepat hari jumat, berangkat pukul 12.30. Mamat masih pikir-pikir. Rupanya ia ingat juga dengan shalat jumat. Bagaimana bisa shalat kalau berangkat pukul 12.30? Padahal perjalanan dari rumahnya (Kebumen) ke bandara butuh waktu sekitar 4 jam? Ah, tapi nggak apalah kalau sekali nggak shalat jumat, begitu hati kecil Mamat berucap. Akhirnya ia pun positif memesan tiket tersebut.


Tiba hari keberangkatan, Mamat menggunakan jasa travel untuk sampai ke bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Perjalanan dimulai pukul 06.00. Suara kokok ayam jantan masih sesekali terdengar. Kaca mobil travel yang ditumpangi Mamat tiba-tiba buram. Rupanya ada sesuatu yang jatuh dari angkasa. Air? Bukan! Sampai di pemberhentian pertama travel tersebut, Pak sopir turun untuk memastikan apa yang terjadi. Ternyata hujan abu! Dari informasi beberapa orang yang ada di tempat pemberhentian, ada gunung meletus dan abunya mengguyur hingga wilayah Kebumen.

Beberapa penumpang travel yang sudah selesai buang air dan istirahat, langsung naik lagi ke mobil. Perjalanan berlanjut. Mobil itu tak bisa melaju kencang seperti biasanya. Jarak pandangnya saja hanya 5 meter. Memasuki wilayah Yogyakarta, hujan abu begitu tebal. Setiba Mamat di bandara, senyumnya mengembang. Ia belum terlambat. Bergegas Mamat menuju konter check-in. Di pintu masuk, seorang petugas memberitahunya kalau hari itu bandara ditutup. Tak ada penerbangan. Petugas bandara tidak bisa memastikan kapan bandara akan dibuka. Yang jelas jika bandara sudah steril dari abu, aktifitas penerbangan akan kembali normal. Mamat pun me-reschedule penerbangannya. Selanjutnya ia bingung, mau pulang lagi? Terlalu jauh! Takut kalau-kalau dalam sehari dua hari penerbangan sudah normal. Lelah tenaga dan transport dobel. Maka Mamat memutuskan untuk mencari penginapan di Yogyakarta.

Singkat cerita, Mamat galau. Uang sakunya makin tipis digerogoti sewa hotel dan makan. Genap seminggu, akhirnya bandara buka. Mamat bisa kembali ke perantauan setelah uangnya tersisa beberapa ratus ribu rupiah. Cukup untuk makan 4 hari.

Maunya untung dapat tiket pesawat murah, malah buntung terjebak hujan abu dan harus keluar modal untuk hotel dan makan selama seminggu di kota gudeg. Di dalam pesawat, Mamat tersentak. Hmm ... pasti ini gara-gara aku niat tidak shalat jumat.

No comments:

Post a Comment