Saturday 12 September 2015

Ajaklah Buah Hati Jalan-Jalan

Ketika saya kecil, Ayah sering mengajak saya ke berbagai tempat. Hampir setiap sore, kami bersepeda (saya berdiri di boncengan dengan berpegangan ke leher Ayah). Melewati alun-alun, melihat anak-anak yang tengah bermain sepak bola. Kemudian Ayah menghentikan sepeda di bawah pohon asam, dekat stasiun kereta. Tempat terbaik untuk melihat lewatnya kereta api (rel kereta hanya beberapa meter dari tempat kami) dan Di sisi kanan, kita bisa melihat kendraan bermotor lalu-lalang.

Dilain hari, Ayah mengajak saya memancing. Beliau mengajari saya memasang umpan dengan hati-hati, lalu melemparnya ke air. Menunggu, kadang sampai berjam-jam baru dapat ikan. Mengamati gabus penanda yang dipasang di senar pancing juga, kalau gabus bergerak-gerak tandanya ikan tengah makan umpan kita. Saya akan bersiap-siap untuk menarik pancing dan gol! Dapat ikan!

Gua misterius, namanya gua landak. Konon di dalam gua itu ada banyak landak. Ayah juga pernah mengajak saya ke tempat itu. Saya hanya berdiri di mulut gua. Melihat orang berbondong-bondong masuk ke dalam gua yang gelap. Yang terlintas di pikiran saya saat itu hanya segerombolan landak yang siap menyerang menunggu di dalam gua.

Mencari batu akik di kali (saya bingung membedakan mana akik dan mana yang bukan sehingga sering salah ambil batu hehe ....), mendaki (melihat dan memegang langsung daun kayu putih), melihat air terjun dan menggambar di sana.

Semuanya masih terekam jelas di benak saya hingga sekarang (usiaku menginjak 25 tahun). Kenangan yang indah. Mengajak buah hati jalan-jalan, tidak harus ke tempat yang mahal atau tempat wisata. Diajak kemana pun anak pasti senang. Asal orang tua mau bermain dan bersenang-senang sepuas hati dengannya. 

No comments:

Post a Comment