Tuesday 8 September 2015

Makanan Atau Racun?

Sore itu hujan rintik-rintik. Enaknya ... makan gorengan! Saya pun tancap gas menuju ke tukang gorengan langganan saya. Ola, gerobaknya kosong, tutup. Ah, terpaksa saya cari pedagang lain. Ketemu! Uang sepuluh ribu di saku pun berganti menjadi sekantong plastik gorengan. Macam-macam jenisnya, bakwan, tempe, tahu, ketela, singkong, dan pisang goreng.


Sesampai di rumah, saya dan keluarga ramai-ramai menyerbu gorengan itu. Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan gorengan hangat yang nikmat. Tapi ... tiba-tiba saya merasa ada yang aneh. Kriuk gorengan ini, beda dengan gorengan yang biasa saya beli. Lebih keras, tapi tetap krispi. Emm, mungkin dicampur tepung beras, begitu pikir saya.

Sambil menonton TV, mulut masih sibuk mengunyah. Tersisa dua gorengan. Semua kenyang, tidak ada yang mau menghabiskan. Singkat cerita, saya menaruh sisa gorengan di meja makan. Kemudian kembali nonton TV. Beritanya menarik, tentang bahan makanan yang berbahaya. Mie berformalin, bakso boraks, donat lilin, tempe pakai pewarna tekstil, gorengan plastik, beras berpemutih, tahu berformalin, ikan pakai pewarna tekstil, dsb. Ngeri! Bagaimana kita bisa sehat, kalau bahan makanan di sekitar kita banyak yang mengandung zat berbahaya?

Rhodamin B
Adalah pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil dan kertas. Rhodamin B dilarang digunakan untuk pewarna makanan. Ciri bahan makanan yang mengandung rhodamin B dan pewarna tekstil sejenisnya : warna mencolok, titik-titik warna tidak rata.

Formalin
Biasa digunakan sebagai pengawet mayat dan bahan perekat kayu lapis. Ciri bahan yang mengandung formalin : tahan lebih lama, tidak lengket  dan lebih mengkilat (mie basah), tidak mudah hancur (tahu), tidak dihinggapi lalat (ikan asin), bau menyengat.

Boraks
Bahan pembuat deterjen ini tidak boleh digunakan untuk pangan. Ciri bahan mengandung boraks : sangat renyah/kenyal, rasa getir.

Kalau donat lilin bisa dilihat dari warna yang lebih cerah (kuning keemasan), lebih alot.

Kembali ke meja makan, saya ingin makan sisa gorengan tadi. Keanehan terjadi lagi, Gorengannya masih renyah! Padahal sudah lama, sudah kena angin hehe .... Apa jangan-jangan gorengan itu mengandung plastik? Saya cek, ah! Seperti petunjuk yang saya lihat diberita tadi. Gorengannya saya sulut api. Eh, terbakar! Duh, ternyata mengandung plastik. Harus lebih waspada dan hati-hati memilih jajanan kaki lima dan bahan makanan.




No comments:

Post a Comment