Monday 7 March 2016

Ini Pentingnya Kekompakan dalam Mengasuh Anak


Pada dasarnya, anak belum mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga mereka akan lebih memilih pendapat yang sesuai dengan keinginannya. Sebagai contoh, Ani ingin membeli es krim, tetapi dilarang oleh ibunya. Sang Ibu takut Ani batuk kalau minum es. Namun sang Ayah membantah, katanya “Biarkan saja Ani beli es krim sesekali, Bu.”. Dengan kondisi yang demikian, tentu Ani akan cenderung mengikuti ucapan sang Ayah. Dampaknya, anak akan lebih menghargai salah satu orang tuanya. Selain itu, perbedaan ini dapat membuat anak bingung, tidak dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab, anak tak siap menerima akibat dari tindakannya karena selalu ada pembenaran dan buah hati kita pun jadi membangkang pada orang tua.



Tetap harus kompak di depan anak
Dalam hal yang menyangkut aturan yang berkaitan dengan anak, orang tua tidak boleh berbeda pendapat di depan anak. Jika masih ada perdebatan antara Ayah dan Ibu, sebaiknya bicarakan dulu. Apabila sudah ada kesepakatan barulah berbicara pada anak. Tidak apa-apa jika menunjukkan ketidaksetujuan dalam hal keseharian. Misalnya Ayah dan Ibu berbeda pendapat dalam memilih suatu barang. Libatkan anak dalam diskusi hingga didapat solusi. Konflik seperti ini bukan membuat anak bingung, justru mendidik mereka.


Beri teladan
Kadang orang tua mati-matian melarang anaknya melakukan hal yang buruk tanpa memberi teladan kepada mereka. Dalam suatu kasus, dimana sang Ayah perokok berat. Ketika anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar merokok, ia marah besar. Ayah terus menerus memarahi sang anak yang sudah memiliki kebiasaan merokok. Ingat! Anak adalah peniru ulung. Mustahil meminta anak tidak merokok, padahal ayahnya perokok berat!

Orang tua tidak dituntut untuk sempurna. Hanya, mau tidak mau orang tua harus menjadi shalih supaya bisa jadi suri teladan bagi sang anak. Lalu bagaimana jika sang Ayah tidak bisa selalu bersama anaknya karena harus bekerja di luar kota? Apakah kemudian kesempatan Ayah memberi teladan pada anak hilang? Tentu tidak! Kuncinya kekompakan Ayah dan Ibu. Untuk tetap bisa menghadirkan sosok Ayah, tugas Ibu adalah sering-sering menceritakan kebiasaan baik sang Ayah yang patut ditiru anak. Dengan demikian walau secara fisik tak ada, teladan Ayah akan terus melekat pada buah hati. Begitupun sebaliknya (apabila sosok Ibu yang bekerja). Jangan sekedar berucap, kompaklah beri keteladanan pada buah hati.



Sumber : Majalah Ummi, edisi Oktober 2012.

No comments:

Post a Comment