Sunday 6 September 2015

Jangan Remehkan Si Handphone Jadul

Sore itu, terdengar suara tawa dan percakapan asyik dari tetangga saya. Rupanya ia tengah menelepon di teras rumah. Kok bisa kedengaran? Psst ... saya nggak nguping, lho. Karena rumah yang berdekatan, mirip kompleks perumahan, jadi suaranya sampai ke tempat saya. Tidak lama, si tetangga pun masuk rumah.


Menjelang maghrib, tidak seperti biasanya. Rumah tetangga saya yang menelepon tadi, dikerumuni beberapa ibu-ibu. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Penasaran, saya pun menghampiri kerumunan. Tetangga saya ada di tengah-tengah. Bercerita dengan mimik wajah sedih campur marah. Berkerut-kerut, berkaca-kaca.

Jadi setelah menelepon, Ibu berambut keriting sebahu itu meletakkan hanphonenya di dekat aquarium ruang tamu. Selang beberapa menit, seseorang datang menawarkan ikan segar. Ibu itu pun keluar dari rumah dan melihat-lihat ikan apa saja yang dijual. Sementara si Ibu sibuk pilih-pilih, modus lama, penjual ikan minta izin untuk menggunakan toiletnya. Tanpa curiga, tetangga saya itu mempersilakan. Saat itulah, penjual ikan menggondol handphone jadul Ibu keriting.

Kembali ke kerumunan. Ibu keriting tidak menyangka handphone jadulnya bakal jadi sasaran kejahatan. Mending kalau baru gajian, bisa langsung membeli yang baru. Kalau tanggal tua? Hanya bisa gigit jari.

Barang seusang apapun, kalau kita masih membutuhkannya. Jangan ditaruh sembarang tempat. Siapa tahu ada mata pencuri yang tengah mengincar. Waspadalah!


No comments:

Post a Comment